Senin, 14 September 2015

TTKI artikel01

TEKNOLOGI PERTANIAN
 

 
Teknologi pertanian merupakan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasildari flora dan fauna, peningkatana mutu dari hasil panen yang diperoleh, penanganan pengolahan dan pengamanaan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran.
 
Salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia adalah dengan menyediakan teknologi pengolahan hasil pertanian yang handal. Teknologi yang baik adalah teknologi yang mampu meningkatakn nilai ekonomis hasil-hasil pertanian, sehingga petani menjadi sejahtera. Dibeberapa daerah  masih banyak petani yang kurang mampu hidupnya, hal ini disebabkan karena nilai jual hasil pertanian yang mereka miliki belum bisa mencukupi kebutuhan yang mereka butuhkan saat ini.
 
Beberapa fakta yang bisa ditemukan berkaitan dengan pertanian konvensional, antara lain :
  1. Penurunan tingkat kesuburan tanah
  2. Hilangnya bahan organik dalam tanah
  3. Erosi dan sedimintasi tanah
  4. Pencemaran tanah dan air akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan
  5. Residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya
  6. Memudarnya konsep gotong-royong masyarakat
  7. Berkurangnya luas lahan karena beralih fungsi menjadi tempat industri
Inovasi pertanian: Gabungan Aquakultur dan Hidroponik
 
Tomat dan ikan sukses dibudidayakan didalam lingkungan yang sama. Air kotor dari aquarium menyediakan nutrisi mineral yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Ratusan ikan tilapia berhabitat dalam puluhan aquarium di institusi Ekologi Air Tawar dan Perikanan Darat di Berlin. Deretan aquarium terletak dalam rumah kaca yang juga menjdai tempat tumbuhnya tanamn tomat. Pendingin ruangan membuat suhu didalam rumah kaca menjadi konstan pada angka 27 derajat celcius, lingkungan yang kondusif bagi tomat dan ikan tilapia. Tujuan dari proyek ini adalah utntuk menumbuhkan sayuran dan mengembangbiakan ikan pada kondisi zero emission atau emisi nol.
 
Air dari akuarium memberi nutrisi bagi tomat
  air dari aquarium memberi nutrisi bagi tomat
 
Tomat dan ikan dapat hidup dalam lingkungan artifisial yang menggunakan teknologi untuk memastikan hasil yang optimal. Didalam rumah kaca, segala proses ini berlangsung secara otomatis. Air kotor dalam aquarium masuk kedalam pipa plastik berwarna putih. Pada tahap awal kotoran ikan disaring keluar, kemudian air dipurfikasi dalam sebuah biofilter. Didalam filter terdapat plastik-plastik kecil seukuran ujung jempol yang ampuh menyaring bakteri.
Proses nitrifikasi dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrobakteri, nitritasi mengubah amonia menjadi nitrit. Dan nitritasi mengubah senyawa nitrit menjadi nitrat. Nitrat merupakan komponen penting dan berharga bagi pupuk tanaman.
 
Air yang dirawat dalam aquarium dialirkan melalui pipa-pipa ke boks-boks tempat tanaman tomat tumbuh. Nitrat diekstrak dari sisa-sisa terbuang melalui dedauanan sebagai uap air. Sejumlah perangkap dingin terpasang dilangit-langit untuk memastikan kondensasi air kembali diarahkan kedalam aquarium. Siklus ikan-tomat terpenuhi sudah.
 
Penerapan Teknologi Nano Dalam Bidang Pertanian
 
Badan Litbang Pertanian telah melakukan beberapa penelitian dan dapat disimpulkan bahwa teknologi nano sangat dipercaya untuk mendapatkan hasil pertanian yang memuaskan. Teknologi nano  awalnya hanya digunakan pada kosmetik, tetapi karena penelitian yang dilakukan oleh badan Litbang Pertanian, teknologi ini juga dapat digunakan dalam bidang pertanian. Teknologi nano dapat mengembangkan unsur  hara dalam tanah yang berukuran nano dan dapat juga digunakan untuk pengendalian hama dan pengendalian tanaman. Teknologi yang bekerja pada dimensi 10 pangkat minus 9 ini dapat mengembangkan pertanian masa depan. Dan kenyataannya pada zaman sekarang ini diperlukan adanya teknologi yang mampu mengembangkan mutu pertanian di Indonesia agar mendapatkan hasil pertanian yang baik dan memuaskan. Karena sumber kehidupan manusia juga berkantung pada kualitas pertanian.   
 
Nano teknologi ini sudah dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian misalnya dalam nani-modifikasi benih dan pupuk/pestisida, teknik pengemasan makanan, energi ramah lingkungan dan teknik jaringan. Nano teknologi dapat membantu untuk memproduksi atau memperbaiki kerusakan yang menggunakan proliferasi sel secara artifisial distimulasi dengan menggunakan nanomaterial berbasis perancah yang sesuai dan faktor pertumbuhan. Teknik jaringan akan menggantikan pengobatan konvensional saat ini, seperti transplantasi organ atau implan buatan.
 
Dengan adanya nano dalam pertanian dapat meningkatkan produktivitas pertanian, kualitas produk, penerimaan konsumen, dan efisiensi penggunaan sumber daya. Akibatnya ini akan membantu mengurangi biaya pertanian, meningkatkan nilai produksi dan meningkatkan pendapatan pertanian.
 
 
sumber :
 
 
 
 
 
 
 
 


Rabu, 09 September 2015

RSK Skripsi 1



Judul : Anilisis Faktor Produksi Industri Kecil Kerupuk Kabupaten Kendal
Nama penulis : Lisnawati Iryadini
sumber : http://eprints.undip.ac.id/26544/1/Skripsi...2(R).pdf

RINGAKASAN

Industri kecil adalah industri yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri, yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Industri kecil dapat juga diartikan sebagai usaha produktif diluar usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan (Tambunan, 1999). Industri kecil merupakan industri yang berskala kecil dan industri rumah tangga yang diusahakan untuk menambah pendapatan keluarga.

Industri kecil sebagai sebuah sektor ekonomi yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dalam jumlah yang besar, ternyata output produksi yang dihasilkan masih kecil. BPS (badan pusat statistik) menggolongkan usaha industri pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan banyak pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan tanap memperhatikan besarnya modal yang ditanam atau kekutan mesin yang digunakan.
Empat kategori tersebut adalah :
  • Industri kerajinan rumah tangga, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang memiliki 1-4 pekerja.
  • Industri kecil, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5-19 orang.
  • Industri sedang, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 20-99 orang.
  • Industri besar, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih.
Kerupuk rambak, kerupuk petis, dan kerupuk goreng pasir merupakan salah satu produk kerupuk yang paling terkenal di Kabupsten kendal. Adanya persaingan antar pengusaha kerupuk dan kenaikan bahan baku yaitu tepung tapioka (bahan baku kerupuk petis dan kerupuk pasir), serta sejumlah bahan penunjang lainnya, menjadikan kegiatan produksi kerupuk tepung tapioka di Kabupaten Kendal mengalami kendala yang cukup berarti. Terdapat 6 pengusaha kerupuk tepung tapioka yang gulung tikar akibat kekurangan modal dan tidak mampu membeli bahan baku untuk produksi pembuatan kerupuk mereka. Padahal dari prospek penjualannya, kerupuk berbahan baku tepung tapioka ini masih memiliki peluang pasar yang terbuka.

SARAN

Semua data yang didapat sudah berdasarkan penelitian langsung, dilihat dari data grafik dan tabel yang lengkap. Lebih menarik apabila disertai gambar dari pengolahan krupuknya.

KRITIK

Gaya penulisannya sudah bagus, hanya saja kurang beberapa tanda baca, seperti koma. Sehingga sebagian kalimat tidak ada jeda.
http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-ttki-reguler-rsk-skripsi.html>









RSK Skripsi 2

Judul : Strategi Pengembangan Industri Kecil Keripik di Dusun Karangbolo Desa Lerep Kabupaten Semarang.
Nama Penulis : Wahyuniarso Tri D S
Sumber : http://lib.unnes.ac.id/18188/1/7450406037.pdf

RINGKASAN

Strategi adalah pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan. Sektor indutri merupakan sektor yang paling tinggi kontribusinya terhadap PDRB kabupaten Semarang. Sektor industri yang berkembang di Kabupaten Semarang adalah industri kecil makanan. Makanan yang terkenal di  Semarang salah satunya adalah keripik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa profil industri kripik di Dusun Karangbolo desa Lerep Kabupaten Semarang terdapat 21 pengusaha keripik.

Kondisi SDM di dusun Karangbolo desa lerep Kabupaten semarang dalam kondisi buruk, begitu juga dengan kondisi teknologi serta kondisi permodalan dan pemsarannya juga masih buruk. Berdasarkan analisis matrik SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan industri kecil keripik tersebut adalah dengan strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal. Artinya strategi yang diterapkan lebih depensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit yang disebabkan oeh ancaman-ancaman.

Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan penjualan kripik adalah dengan mempertahankan ciri khas cita rasa produk dan meningkatkan inovasi dalam pengemasan produk agar lebih menarik lagi, penambahan jenis produk agar memiliki daya tarik yang tinggi.

SARAN

lebih diperjelas dan dipersingkat lagi bahasa kalimatnya, karna kalimat-kalimat yang digunakan terlalu berbelit-belit.

KRITIK

Bahasanya terlalu panjang dan berbelit-belit dan kurang baku. http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-ttki-reguler-rsk-skripsi.html